SELAMAT DATANG DI BLOG FORKIS16

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kami dari FORKIS16 Makassar
Mengucapkan banyak terima kasih karena akhi/ukhti sekalian menyempatkan waktu untuk melihat blog dakwah kami ini.
Semoga semua isi dari blog ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Amiinn

Sekian
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sabtu, 28 Maret 2009

Siapakah iman yg paling menakjubkan?

suatu ketika setelah sholat subuh Rasulullah berbalik badan menghadap kepada para sahabatnya dan beliau bertanya :

"Tahukah kalian siapakah yang imannya paling menakjubkan?"

maka para sahabat menjawab :

"para malaikat"

Rasul menjawab : "bagaimana mungkin para malaikat tidak beriman sedangkan mereka melihat kekuasaan Allah secara langsung..."

lalu sahabat menjawab lagi : "kalau begitu yang imannya paling menakjubkan adalah para nabi dan Rasul"

Rasul menjawab : "bagaimana mungkin para nabi dan rasul tidak beriman sedangkan wahyu Allah turun atas mereka..."

maka para sahabat menjawab lagi : "jika begitu yang imannya paling menakjubkan adalah sahabat2 para nabi dan rasul"

Rasul menjawab : "bagaimana mungkin para sahabat nabi tidak beriman sedangkan nabi berada ditengah2 mereka dan mereka melihat mukjizat2:"

maka sahabat bertanya : "kalau begitu siapakah yang imannya palin menakjubkan Wahai Rasulullah"

Maka Rasulullah menjawab "yang imannya paling menakjubkan adalah orang2 yang datang setelah kalian... mereka tidak pernah melihatku tetapi mereka percaya kepada apa yang aku bawa, mereka tidak pernah berjumpa denganku tetapi mereka menerimaku, mereka tidak pernah berbicara denganku tetapi mereka membelaku sebagaimana kalian membelaku... mereka hanya menemukan tulisan dan mereka beriman kepada tulisan itu.. Sungguh aku rindu kepada saudara2ku itu

Sabtu, 21 Maret 2009

Hati Ibarat Rumah

Ada tiga macam rumah, Pertama Rumah raja, di dalamnya ada simpanannya, tabungannya serta perhiasannya. Kedua Rumah hamba, di dalamnya ada simpanan, tabungan dan perhiasan yang tidak seperti yang dimiliki seorang raja. Dan ketiga adalah Rumah kosong, tidak ada isinya.

Jika datang seorang pencuri, rumah mana yang akan dimasukinya?

Apabila anda menjawab, ia akan masuk rumah yang kosong, tentu suatu hal yang tidak masuk akal, karena rumah kosong tidak ada barang yang bisa dicurinya.
Karena itulah dikatakan kepada Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhu, bahwa ada orang-orang Yahudi mengklaim bahwa di dalam shalat, mereka 'tidak pernah terganggu', Maka Ibnu Abbas berkata: "Apakah yang bisa dikerjakan oleh syetan dalam rumah yang sudah rusak?"

Bila jawaban anda adalah: "Pencuri itu akan masuk rumah raja." Hal tersebut bagaikan sesuatu yang hampir mustahil, karena tentunya rumah raja dijaga oleh penjaga dan tentara, sehingga pencuri tidak bisa mendekatinya.

Bagaimana mungkin pencuri tersebut mendekatinya sementara para penjaga dan tentara senantiasa siap siaga di sekitar raja?

Sekarang tinggal rumah ketiga, maka hendaklah orang-orang berakal memperhatikan permisalan ini sebaik-baiknya, dan menganalogikannya (rumah) dengan hati, karena inilah yang dimaksudkannya.

Hati yang kosong dari kebajikan, yaitu hati orang-orang kafir dan munafik, adalah rumah setan, yang telah menjadikannya sebagai benteng bagi dirinya dan sebagai tempat tinggalnya. Maka adakah rangsangan untuk mencuri dari rumah itu sementara yang ada didalamnya hanyalah peninggalan setan,simpanannya dan gangguannya? (rumah ketiga).

Hati yang telah dipenuhi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan keagungan-Nya, penuh dengan kecintaanNya dan senantiasa dalam penjagaan-Nya dan selalu malu darinya, Syetan mana yang berani memasuki hati ini? Bila ada yang ingin mencuri sesuatu darinya, apa yang akan dicurinya? (rumah pertama).
Hati yang di dalamnya ada tauhid Allah, mengerti tentang Allah, mencintaiNya, dan beriman kepadaNya, serta membenarkan janjiNya, Namun di dalamnya ada pula syahwat, sifat-sifat buruk, hawa nafsu dan tabiat tidak baik.Hati ini ada diantara dua hal. Kadang hatinya cenderung kepada keimanan, ma'rifah dan kecintaan kepada Allah semata, dan kadang condong kepada panggilan syetan, hawa nafsu dan tabiat tercela.(rumah kedua)

Sabtu, 14 Maret 2009

KISAH ABU MUHAMMAD DAN SEORANG FAKIR

Sore itu abu muhammad pergi ke masjid untuk menunaikan sholat ashar. tak lama berselang datanglah seorang pemuda yang nampak dari pakaian dan wajahnya adalah seorang yang fakir. pemuda ini lalu sholat di samping abu muhammad .

setelah selesai sholat pemuda itu duduk dengan bersedeku dan menunggu sholat magrib. tiba waktu magrib , abu muhammad dan pemuda itu kembali sholat magrib dan setelah selesai sholat pemuda itu pun kembali duduk seperti semula.

tiba tiba datang utusan raja yang mencari abu muhammad

"andakah yang bernama abu muhammad?" tanya utusan itu
"ya , sayalah abu muhammad , ada apakah gerangan anda mencari saya?" tanya abu muhammad menimpali
"raja hendak mengundangmu malam ini untuk makan di istana , bisakah anda?"
"jika raja yang mengundangku tentu aku tak akan menolak "

ketika berjalan hendak meninggalkan masjid , abu muhammad menghampiri pemuda fakir

"maukah kamu ku ajak untuk makan bersama raja ?" tanya abu muhammad
"tidak , terima kasih ! jika anda berkenan , bolehkan aku minta surbanmu untuk kugunakan selimut agar tubuhku merasa hangat?"

namun bukannya memberi , abu muhammad hanya mengrenyitkan dahi saja sembari berlalu tanpa mengucapkan sepatah katapun

di istana , abu muhammad berpesta dengan raja dan tak mengingat lagi tentang pemuda itu. selesai berpesta , abu muhammad kembali ke masjid lagi untuk sholat isya . selesai sholat ,di lihatnya pemuda itu tidur nampaknya kedinginan.namun tanpa perasaan abu muhammad malah menggelar surbanya untuk dipakai tidur sendiri.

dalam tidur abu muhammad bermimpi bertemu rasulullah dan rombongan para nabi . abu muhammad lalu mngucapkan salam namun rasul tak mengindahkan tanda hatinya tak berkenan

abu muhammad lalu berkata " ya rasul salah apakah hamba sampai anda memalingkan muka dari hamba?"
rasul lalu menjawab " telah datang seorang umatku yang meminta sesuatu darimu , tapi kau malah mengacuhkannya"

mendengar perkataan rasul , gemeterlah tubuh abu muhammad , dia terbangun lalu mendengar suara langkah kaki seseorang.

dilihatnya pemuda itu sudah tidak ada di tempat semula lalu abu muhammad setengah berlari mengejar pemuda itu sambil berseru

"hai anak muda berhenti, ini kuberikan surbaku yang kau minta"

"tidak perlu ! ketika seorang fakir yang meminta sesuatu darimu , kau mengacuhkan .dan kau memberikannya setelah di minta 142 nabi"

pemuda itu lalu menghilang dalam kegelapan meninggalkan abu muhammad yang hanya bisa diam terpaku.

NABI MUSA DENGAN PENZINA

Pada suatu petang yang tenang kelihatan seorang wanita berjalan terhuyung-hayang. Pakaiannya serba hitam menandakan bahawa ia berada dalam kedukaan dan kesedihan. Dia melangkah terseret-seret menuju ke tempat kediaman Nabi Musa. Diketuk pintunya perlahan-lahan sambil mengucapkan salam.

Maka terdengarlah jawapan dari dalam, "sila masuk".

Wanita cantik itu lalu masuk sambil kepalanya terus tertunduk. Air matanya berlinangan sambil ia berkata: "Wahai, Nabi Allah tolonglah saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya."

"Apakah dosamu, hai wanita ayu?" tanya Nabi Musa terkejut.

"Sungguh sukar, untuk saya katakan," jawab wanita itu.

"Katakanlah. Jangan ragu-ragu," desak Nabi Musa.

Maka perempuan itu berkata dengan tersekat-sekat: "Saya...saya telah berzina."

Kepala Nabi Musa terangkat. Hatinya terkejut.

Perempuan itu meneruskan kata-kata,"Dari penzinaan itu saya pun hamil. Satelah anak itu lahir. Saya terus..cekik sampai mati."

Nabi Musa merah matanya. Dengan nada marah ia mengherdik: "Perempuan si*al! Keluar kamu dari sini agar bala Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatan mu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil mengalih matanya kearah lain.

Perempuan berwajah sayu itu dengan hati bagaikan kaca jatuh ke batu, hancur luluh, bangkit dan melangkah keluar dari kediaman Nabi Musa. Tak tahu, mana hendak mengadu lagi.Bahkan, dia tak tahu ke mana arah yang harus ditujuinya. Bila seorang Nabi sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain akan menerimanya? Tergambar olehnya betapa besar dosanya. Betapa jahat perbuatannya.

Setelah wanita itu meninggalkan kediaman Nabi Musa. Malaikat Jibril turun menemui Nabi Musa dan bertanya: "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang mahu bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"

Nabi Musa terperanjat. Dosa apakah yang lebih besar dari kehinaan wanita penzina dan pembunuh itu?

Lalu Nabi Musa bertanya dengan perasaan ingin tahu kapada Malaikat Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar dari dosa perempuan yang hina itu."

"Ada," jawab Jibril dengan tegas."Dosa apakah itu? "tanya Nabi Musa semakin ingin tahu.

"Orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu lebih besar dosanya daripada seribu kali berzina." jawab Jibril.

Setelah mendengar penjelasan itu, Nabi Musa kemudian memanggil semula wanita itu mengadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk berdoa memohonkan keampunan kapada Allah terhadap perempuan itu.

MUTIARA HIKMAH

1. Jangan meninggalkan sembayang dengan sengaja.

2. Tuhan pasti menerima taubat orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan bersungguh-sungguh.

Ahli Taat Dan Ahli Maksiat

Diriwayatkan dari abu Hurairah Rodhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Yang satu suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli ibadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.

Suatu kali orang yang ahli ibadah berkata lagi, "Berhentilah dari berbuat dosa."
Dia menjawab, "Jangan pedulikan aku, terserah Allah akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus Allah untuk mengawasi apa yang aku lakukan."

Laki-laki ahli ibadah itu menimpali, "Demi Allah, dosamu tidak akan diampuni olehNya atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Allah."

Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu dan mengumpulkan keduanya di hadapan Allah Rabbul 'Alamin. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada lelaki ahli ibadah, "Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu." Kemudian kepada ahli maksiat Allah berfirman, "Masuklah kamu ke dalam surga berkat rahmatKu." Sementara ahli ibadah dikatakan, "Masukkan orang ini ke neraka."

Dari kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran untuk tidak menjadi seseorang yang memastikan orang, kelompok atau golongan lain sebagai penghuni neraka atau surga karena seseorang yang melakukannya berarti telah mengklaim dirinya memiliki sifat ketuhanan.

KISAH NERAKA JAHANNAM

Dikisahkan dalam sebuah hadist bahwa sesungguhnya neraka jahannam itu adalah hiam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ia menyala. Dan ia memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70.000 gunung, pada setiap gunung itu memiliki 70.000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70.000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70.000 lembah dari api.

Dikisahkan dalam hadist tersebut bahwa pada setiap lembah tersebut terdapat 70.000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70.000 kamar dari api. Pada setiap kamar itu terdapat 70.000 ular dan 70.000 kalajengking, dan dikisahkan dari hadist itu bahwa setiap kalajengking itu mempunyai 70.000 ekor. Dan setiap ekor memiliki 70.000 ruas. Pada setiap ruas kalajengking tersebut ia mempunyai 70.000 qullah bisa.

Dalam hadist yang sama menerangkan bahwa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka jahannam, maka sekali saja pintu neraka terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung mereka disebelah kiri, lalu datang pula sebuah kumpulan asap mengepung mereka disebelah hadapan muka mereka, serta datang kumpulan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Manusia) apabila terpandang akan asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, “Ya Tuhan kami, selamatkanlah”

Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : “Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka jahannam, dan neraka jahannam itu mempunyai 70.000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh 70.000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya ada diterangkan oleh Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang bunyinya : “Sedang penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar lagi Keras”

Setiap malaikat apa yang ada diantara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun dan setiap satu dari mereka itu mempunyai kekuatan yang mana kalau ia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya, maka niscaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dengan satu kali pukulan saja ia akan membenamkan 70.000 orang ke dalam neraka Jahannam.

KISAH BUMI DAN LANGIT

Adapun peristiwa Iisra Mi’raj adalah karena bumi merasa bangga dengan langit. Dia berkata kepada langit, “ Hai langit, aku lebih baik dari kamu karena Allah SWT telah menghias aku dengan berbagai-bagai Negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-tanaman, beberapa gunung, dan lain-lain.

Maka berkata langit, “Hai bumi, aku juga lebih elok daripadamu karena matahari, bulan, bintang-bintang, beberapa falah, buruj, ‘arasy, kursi dan syurga ada padaku.

Berkata bumi, “hai langit, ditempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para nabi, para utusan dan arwah para wali dan solihin (orang-orang yang baik)”

Berkata lagi bumi, “hai langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala wujud yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syariatnya juga ditempatku”.

Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila bumi berkata demikian. Langit mendiamkan diri dan dia mengadap Allah SWT dengan berkata, “Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permintaan orang yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdo’a kepada-Mu. Aku tidak dapat menjawab soalan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau naikkan kepadaku (langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga”.

Lalu Allah SWT mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah SWT memberi wahyu kepada Jibril AS pada malam tanggal 27 rajab, “Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini dan engkau Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini”

Jibril AS bertanya ,”Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?”

Allah SWT berfirman, maksudnya, “tidak, wahai Jibril. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu”

Kemudian Jibril AS pun pergi dan dia melihat 40.000 buraq sedang bersenang-senang di taman syurga dan diwajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Diantara Buraq-buraq itu, Jibril AS melihat seekor buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibril AS menghampiri buraq itu lalu bertanya, “mengapa engkau menangis ya buraq?”

Berkata buraq, “Ya Jibril sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar api kerinduan.”

Berkata Jibril AS, “aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu”
Kemudian Jibril AS memakaikan pelana dan kekang pada buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad SAW.
Wallahu’alam.

Buraq yang diceritakan inilah yang membawa Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra Mi’raj

PEMUDA BERIBU-BAPAKAN BABI

Nabi Musa adalah satu-satunya nabi yang bisa berbicara terus dengan Allah SWT. Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke atas bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan berbicara dengan Allah SWT. Nabi Musa sering bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lainnya.

Suatu hari nabi musa telah bertanya kepada Allah SWT. “Ya Allah. Siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran (mgkn maksud berjiran disini adalah bersama) dengan aku?”

Allah pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta alamat tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawaban, maka Nabi Musa turun dari bukit Tursina dan terus berjalan mengikuti tempat yang baru saja diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat yang dimaksud.

Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berhasil bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilahkan masuk dan duduk diruang tamu.

Tuan rumah itu tidak melayani Nabi Musa. Dia masuk ke dalam kamar dan melakukan sesuatu didalam. Tak lama kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu di tuntunnya dengan hati-hati. Nabi Musa terkejut melihatnya. “ada apa ini?” kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh keheranan.

Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu di lap sampai kering serta dipeluk cium kemudian diantarkan kembali ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dia keluar lagi dengan membawa pula babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan, kemudian dilap hingga kering dan diciumnya dengan kasih saying. Babi itu kemudian diantarnya kembali ke kamarnya.

Selesai pekerjaannya barulah dia melayani Nabi Musa. “Wahai saudara! Apa agama kamu?”. “Aku agama Tauhid!”, jawab pemuda itu yaitu agama Islam. “lalu, kenapa kau memelihari babi? Kita tidak boleh berbuat begitu!”, kata Nabi Musa

“Wahai tuan hamba”. Kata pemuda itu, “sebenarnya kedua babi itu adalah ibu dan bapak kandungku. Oleh karena mereka telah melakukan dosa besar. Allah telah menjadikan rupa mereka menjadi babi yang jelek rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah. Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajibanku sebagai anak. Sehari-hari aku berbakti kepada kedua ibu bapakku seperti apa yang tuan lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah berubah menjadi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.” Sambungnya.

“setiap hari aku berdo’a kepada Allah agar mereka diampuni. Aku memohon supaya Allah merubah wajah mereka menjadi manusia yang sebenarnya. Tetapi Allah masih belum memakbulkannya” tambah pemuda itu lagi.

Maka ketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa as. “Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu disyurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepada kedua ibu bapaknya. Ibu bapaknya yang sudah buruk rupa, dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak sholeh disisi Kami.”

Allah juga berfirman yang mana maksudnya .”Oleh karena dia telah berada di maqam anak yang sholeh disisi Kami, maka Kami angkat dosanya. Tempat kedua ibu bapaknya yang kami sediakan didalam neraka telah Kami pindahkan ke dalam syurga”

Itulah berkat anak yang sholeh. Do’a anak yang sholeh dapat menebus dosa ibu bapak yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini semua terjadi dengan syarat dia berbakti kepada ibu bapaknya. Walaupun rupa ayah ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibu bapak kita mendapat tempat yang baik diakhirat kelak.

Walau bagaimanapun buruk sekali perangai kedua ibu bapak kita itu bukan urusan kita. Tugas kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih saying, sebagaimana mereka menjaga kita di waktu kita kecil hingga dewasa.

Walau banyak sekalipun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukanlah urusan kita. Tugas kita hanya meminta ampun kepada Allah SWT agar kedua ibu bapak kita diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.

Do’a anak yang sholeh akan mendapat tempat yang baik di akhirat. Ini lah yang dinanti-nantikan oleh para ibu bapak di alam kubur.

Arti sayang seorang anak kepada ibu bapaknya bukan melalui uang rupiah/dollar/dsb tetapi sayang seorang anak pada ibu bapaknya ialah dengan do’anya supaya kedua ibu bapaknya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah.

Keajaiban Al-Qur'an dalam Fisika

Rahasia Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:

"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)

Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.

Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.

Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.

Penciptaan yang Berpasang-pasangan
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)

Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."

Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan. (http://www.2think.org/nothingness.html, Henning Genz – Nothingness: The Science of Empty Space, s. 205)

Relativitas Waktu
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.

Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:

"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)

Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:

"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)

Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci

KELUARGA SAID YANG SYAHID

Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.

Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya.
“Suamiku tersayang,” Nasibah berkata,
“aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang….”

Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.

Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda,
“Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nasibah tertunduk sebentar, “Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,
“Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi.”

Mata amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah.”

Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. “Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita,
“Ada kabar apakah gerangan kiranya?” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “apakah anakku gugur?”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.

“Kau berduka, ya Ummu Amar?”

Nasibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak.”

Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela,
“Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani.”

Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. “Kau tidak takut, nak?”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu akbar!”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya. “Tapi engkau perempuan, ya Ibu….”

Nasibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?”

Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.
“Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.

Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas’ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Istri Said-kah engkau?”

Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, “bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?”

“Beliau tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih luka parah, Nasibah….”

“Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikannya. Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,
“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa.”